Suatu kali persekutuan muda-mudi dihebohkan oleh kehadiran sepasang suami- isteri berumur enam puluhan. Mereka bertanya-tanya, "Siapakah orang-orang ini? Peserta?" Mereka telah salah alamat. Apakah meraka pembicara? Pengurus mengatakan bukan. Pembicara hari ini seorang penginjil muda dan masih single.
Akhirnya Ketua Persekutuan mendekati orang ini dengan maksud mengetahui identitas mereka dan memberi informasi bahwa persekutuan usia tua diadakan pada hari Kamis. Dari pembicaraan, diketahui bahwa pasangan tua ini adalah dosen STT yang sedang mengadakan penelitian terhadap persekutuan orang-orang Kristen yang diadakan gereja-gereja.
Dasar Utama Apa itu persekutuan orang Kristen? Kalau kita perhatikan suasana setelah selesai kebaktian (ibadah) di gereja-gereja, jemaat 'membubarkan' diri. Kemudian yang ingin pulang segera menuju tempat parkir, yang lain membentuk kelompok-kelompok. Dalam kelompok ada yang bercengkerama dengan riang, ada kelompok yang serius membahas sesuatu, ada kelompok yang hanya sekedar berkumpul. Kalau kita amati kelompok-kelompok ini, meraka dapat dibagi-bagi atas: kelompok orang-orang muda, kelompok orang-orang dewasa, atau kelompok ibu-ibu. Dalam kelompok dewasa atau setengah umur dapat dibagi-bagi atas: kelompok seprofesi, kelompok yang sama minatnya (membicarakan persoalan politik, perkembangan ekonomi Indonesia atau membahas anak yang baru masuk sekolah - biasanya kelompok ibu-ibu muda.)
Melihat keadaan seperti ini, maka gereja mengadakan persekutuan. Berdasarkan kelompok umur dapat dibagi: persekutuan remaja, pemuda atau usia tua. Ada juga persekutuan para usahawan, persekutuan mahasiswa atau persekutuan sopir-sopir angkot.
Mengapa harus dibagi-bagi seperti ini? Supaya meraka lebih mudah berkomunikasi. Sebab 'dunia' mereka sama. Seperti jemaat mula-mula, mereka berkumpul dan bersekutu, karena mereka mempunyai dasar yang sama yaitu: orang-orang percaya kepada Yesus Kristus (Kisah 2:41-42). Hal yang sama juga berlaku di dalam persekutuan manusia dengan Allah, syaratnya adalah hanya berlaku bagi yang percaya kepada-Nya. Apa dasar yang sama dalam persekutuan-persekutuan di gereja? Dasar yang utama dan yang pertama adalah sama-sama percaya Tuhan Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhannya.
Ini hal yang paling primer dalam suatu persekutuan. Hal yang sekunder mungkin usia yang sama atau kebutuhan yang sama.
Mengapa Persekutuan? Bagi orang percaya hubungan dengan Tuhan adalah hal yang terpenting dan terutama. Kita rindu untuk mempunyai hubungan dan persekutuan yang indah dengan Tuhan. Tetapi hal yang tidak boleh diabaikan adalah hubungan di antara sesama kita. Karena suatu hubungan/persekutuan dengan Allah yang baik dan benar, secara otomatis orang tersebut seharusnya mempunyai hubungan yang baik dengan sesamanya, khususnya saudara-saudari seiman.
Adalah bahaya besar kalau dikatakan orang ini rohani, punya persekutuan yang indah dengan Tuhan, tetapi persekutuan dengan saudara seiman bermasalah. Jadi persekutuan antara sesama adalah cermin dari ibadah kita yang benar dan baik dengan saleh. Kalau hubungan vertikal beres, otomatis hubungan horisontal juga beres. Bisa jadi seorang yang mempunyai hubungan horisontal bagus, belum tentu memiliki hubungan vertikal yang bagus pula. Tetapi seorang yang mempunyai hubungan vertikal yang bagus, seharusnya hubungan horisontalnya juga bagus.
Mengapa persekutuan? Selain sebagai wadah kita menyatakan kasih, perhatian dan saling mendukung dalam doa, persekutuan adalah tempat kita menyatakan atau mengekspresikan iman kita bahwa kita mempunyai hubungan yang baik dengan Allah.
Kiranya dalam persekutuan, setiap anggota mendapatkan kehangatan melalui penerimaan dan kesempatan untuk sharing dan melayani dan bertumbuh bersama secara kerohanian dan mental. Amin
|